Jumat, 30 Oktober 2009

Masalah Pekerja Anak Kurang Diekspos Para Jurnalis


Sebelumnya saya ingin menjelaskan dulu sedikit pengertian dari jurnalistik. Secara etimologis jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan tentunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sendiri.


Dan secara luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya.

Jika berbicara tentang jurnalistik Indonesia, banyak sekali hal-hal yang dikupas oleh para jurnalis kita. Tetapi Jurnalis kita di Indonesia dinilai kurang mengupas permasalahan pekerja anak di Indonesia, seperti diungkapkan Wisaksono Noeradi.

" Media massa hanya mengekspos masalah anak yang umum seperti anak jalanan, dan tidak ditindaklanjuti," ujar Wisaksono Noeradi. pengurus Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI),.

Yang sangat disayangkan, media massa saat ini cenderung memfokuskan diri pada berita-berita yang memiliki daya jual tinggi. Seperti masalah politik, ekonomi, sementara masalah pekerja anak terabaikan. "Isu anak bukan sesuatu yang glamour, tidak seperti pertunjukan Joshua atau Tasha," kata Noeradi yang juga public relation counselor ILO.

Dalam beberapa pertemuan disepakati bahwa kendala jurnalis di Indonesia dalam mengungkapkan pekerja anak, disebabkan tidak adanya data yang menunjang mengenai pekerja anak tersebut. Untuk itu perlu dibentuk forum diskusi antara Lembaga Swadaya Masyarakat dengan para jurnalis.

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO), saat ini jumlah pekerja anak di Indonesia diperkirakan 6 juta anak. Menurut Wicaksono Kebanyakan usia mereka berkisar 10-14 tahun. Masalah pekerja anak di Indonesia sudah menjurus kearah eksploitasi. Berdasarkan hasil pemantauan ILO di Jakarta, Batam, Medan, dan Bali ditemukan kasus perdagangan anak. Mereka dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, pengemis, pelacur, dan lain-lain. Untuk menangani masalah pekerja anak tersebut perlu adanya partisipasi dari berbagai pihak termasuk media massa. Semoga masalah-masalah seperti ini bisa ditangani sedini mungkin agar bisa dituntaskan secepat mungkin.

Minggu, 25 Oktober 2009

Fakta Kalau Kucing Itu Memang Kucing


Kucing, binatang peliharaan yang satu ini memang tak ada matinya. Hewan rumahan yang kebanyakan orang bilang lucu ini adalah jenis karnivora yang notabene sudah dijinakan. Kucing dalam bahasa latin adalah Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Sejak tahun 6000 SM kucing sudah berbaur dalam kehidupan manusia. Hal ini diketahui dari ditemukannya kerangka kucing di Cyprus. Orang Mesir kuno pun dari 3500 SM sudah menggunakan kucing untuk mengusir tikus dan beberapa hewan lainnya yang berkeliaran di sekitar lumbung padi mereka.
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Tetapi beberapa jumlah kucing ras (persia, siam, manx, sphinx) kurang lebih hanya 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran.
Jika diamati, kucingpun memiliki karakteristik yang lumayan mengerikan lho. Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing ini bisa membunuh atau memakan beberapa ribu spesies. Dibandingkan dengan kucing besar yang biasanya kurang dari 100 spesies. Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing tidak begitu berbahaya bagi manusia dan memang bukan termasuk kategori hewan berbahaya. Tetapi ada satu bahaya yang dapat timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi rabies akibat gigitan kucing.
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat pada famili anjing tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Pernah saya sendiri memberi kucing kampung daun singkong rebus yang saya campur dengan sedikit kornet. Memang dimakan, tapi setelah itu kucing itu seperti cegukan dan muntah. Saya sempat berasumsi kalau pencernaan kucing tidak memiliki enzim untuk mencerna kandungan-kandungan yang terdapat dalam tumbuhan. Tapi saya sendiri tidak tahu apakah asumsi saya tepat atau tidak karena saya bukan seorang ahli di bidang itu.  Tapi jika anda lihat hewan seperti beruang dan anjing, mereka kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen.

Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti singa. Mungkin koloni liar disini bisa digambarkan dalam film Cats&Dogs (hahahahaha). Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik. Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar kucing asing, diawali dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat. Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh dan melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang kadang disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat perkelahian jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah mengalami beberapa luka di wajah.
Bagi yang ingin atau baru memelihara kucing peliharaan yang anda biarkan tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Insting kucing saat ingin buang air adalah mencari daerah berpasir karena setelahnya mereka akan menubur kotoran mereka sendiri. Perlu juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini untuk menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap tajam dan terjaga kesehatannya.
Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah pembersih yang kuat, tapi beberapa kasus dapat memicu alergi pada manusia. Kadang kala kucing memuntahkan gulungan rambut yang terkumpul di dalam perut mereka.
Kucing adalah hewan yang malas karena mereka tidur sampai 12-16 jam per hari. Sebenarnya tidur selama ini adalah cara kucing menyimpan energi.



Rabu, 21 Oktober 2009

Proyek Pengurangan 93% Penduduk Dunia

Belum tuntas masalah dunia tentang kiamat yang diramalkan akan terjadi pada tahun 2012, ada suatu "kehebohan" lagi yang juga sangat menggemparkan dunia.
Ada satu konspirasi PBB yang luput dari perhatian khalayak ramai yakni tentang rencana Konspirasi untuk mengurangi populasi dunia sehingga dunia ini hanya dihuni oleh 500 juta manusia. Hal ini berarti pengurangan sekitar 93% penduduk dunia. Sungguh hal yang DAHSYAT!

Hal tersebut berangkat dari pemikiran bahwa dunia dengan segala kekayaan alamnya, ekosistemnya, rantai makanannya, serta sistem alamiah yang ada, tidak akan sanggup untuk menopang kehidupan umat manusia sebanyak sekarang sekitar 6 miliar orang dengan baik. Untuk menciptakan satu dunia yang lebih baik, maka diperlukan pengurangan jumlah populasi umat manusia sebanyak 93%-nya atau  dengan kata lain dunia ini hanya mampu untuk menopang kehidupan 500 juta manusia.

Uniknya lagi, Desember 2012 merupakan waku yang ditentukan oleh pihak Konspirasi untuk memulai program ini secara besar-besaran. Belum ada satu pun pihak yang mengetahui secara pasti mengapa Konspirasi mematok awal program yang akan mengurangi jumlah umat manusia secara drastis ini pada Desember 2012.



Mereka akan megurangi populasi dunia dengan cara:
Proyek Codex Alimentarius ecara global akan diimplementasikan pada
31 Desember 2009.
Di bawah ketentuan Codex,
- semua sapi perah di muka bumi ini WAJIB diinjeksi dengan hormon pertumbuhan
- semua hewan ternak yang digunakan sebagai bahan makanan di planet ini harus disusupkan bahan anti biotik khusus dan hormon pertumbuhan buatan

Mereka akan menggunakan propaganda bahwa codex tdk berbahaya... tp justru sebagai "costumer protection".
lalu bagi negara yang menolak untuk menerapkan codex di negaranya, akan dikenakan sanksi ekonomi dari WTO.


Hasilnya:
Minimum kematian sekitar 3 miliar jiwa dgn rincian sbb:

- Satu miliar lewat kematian secara langsung, mereka ini adalah orang-orang yang gagal di mata para korporasi dunia (maksudnya orang2 yang kurang mampu/ miskin)

-2 miliar jiwa sisanya, akan menemui kematian akibat penyakit yang sesungguhnya bisa dicegah, yakni kurang gizi

Bagaimana hal ini akan dilaksanakan di Indonesia?
Melalui perusahaan yang bernama 
“Monsanto”



Senin, 19 Oktober 2009

Pengaruh Media Online Bagi Masyarakat

Siapa Yang Tidak Mengetahui Internet ?? Semua Orang Bisa Menggunakan Internet Bahkan Anak Sekolah Dasar (SD) Pun Di Sekolahnya Sudah Banyak Yang Mengajarkan Tentang Intrnet. Setiap Tahun Jumlah Pengguna Internet Selalu Bertambah Lebih Dari 20 Juta Orang Di Indonesia Bisa Menggunakan Internet Dan Itu Akan Bertambah Setiap Tahunnya.
Banyak Manfaat Yang Bisa Di Dapat Dengan Menggunakan Internet,yaitu :
1. Setiap Orang Yang Ingin Membuka Usaha Seperti Menjual Buku,pakaian,atau Mempromosikan Perusahaan Mereka Bisa Membuat Toko Online.
2. Seperti Yang Lagi Tren Sekarang ini,Orang-Orang Bisa Mendapatkan Banyak Teman baru,Kenalan Baru Dengan Adanya Situs Jejaring (Sosial Networking) Seperti friendster,Facebook,Plurk,Twitter,Dan Masih Banyak Lagi Lainnya.
3. Orang Yang Tinggal Di Tempat Yang Berbeda/Berjauhan Dengan keluarga Bisa Bertukar Informasi/Kabar Dengan menggunakan Email.
4. Dan Masih Banyak Lagi Lainnya.

Namun Internet Tidak Selalu Berdampak Baik Bagi Masyarakat Karena Internet Juga Membawa Dampak Buruk Bagi Masyarakat Seperti :
1. Masyarakat Menjadi Malas,Karena Mereka Beranggapan Dengan Adanya Internet Semua Pekerjaan Bisa Dengan Mudah Di Kerjaan (mau Informasi Ini Tinggal Cari Di Google) jadi Otak ATau Pikiran Mereka TIdak Di Gunakan Lagi untuk Mengerjakan Pekerjaan Mereka.
2. Bagi Masyarakat Muda Khususnya Banyak Menyalahgunakan internet untuk Mencari Informasi Yang Seharusnya Tidak Mereka Cari Seperti Membuka Situs" Dewasa,mencari Gambar-Gambar Fulgar,Dan Semacamnya.
3. Banyak Orang Memanfaatkan Internet untuk Melakukan Berbagai Macam Kejahatan Seperti Menipu.
4. Dan Masih Banyak Lainnya lagi.

Berikut Saya Kutip Dari Beberapa Sumber Informasi Tentang Pengaruh Online Media Bagi Masyarakat :

*) Sumber : http://www.kbomaluku.com/content/view/543/45/
Beralihnya suatu masyarakat tradisional menjadi modern, beriringan dengan munculnya gelombang urbanisasi. Berdasarkan data yang ada, setiap tahunnya jumlah penduduk perkotaan di negara-negara berkembang bertambah sekitar 45 juta orang. Bahkan pertumbuhan tingkat urbanisasinya melebihi pertumbuhan industrialisasi. Meski kehidupan perkotaan dan modern mampu menghasilkan beragam fasilitas, kemudahan, dan kesejahteraan material bagi para penduduknya, namun begitu, kehidupan modern juga banyak melahirkan persoalan dan krisis sosial baru.

Kini, isu kesehatan sosial merupakan salah satu masalah yang vital. Media massa sebagai perangkat sosialisasi yang paling berpengaruh, tentu bisa berperan efektif berkenaan dengan masalah kesehatan sosial. Namun persoalannya, bagaimanakah posisi dan peran media massa terhadap isu tersebut? Nah, saudara dalam acara Perspektif kali ini, kami mencoba mengajak Anda mengkaji posisi dan peran media massa dalam masalah kesehatan sosial masyarakat.

Ada banyak jawaban yang diajukan oleh para pakar sosial mengenai peran media massa terhadap isu kesehatan sosial masyarakat. Peran media massa dalam hal ini bergantung pada tujuan dan publik yang digarapnya. Sebagian besar pengamat mengkritik keras aktifitas media massa negara-negara besar Barat. Mereka berkeyakinan, media-media Barat sering merekayasa kenyataan, sehingga bisa mengancam kesehatan sosial masyarakat. Jean Baudrillard, pakar media asal Perancis, meyakini bahwa media merupakan perangkat untuk mengacaukan hakikat dan kenyataan beragam persoalan. Lebih lanjut ia memaparkan, "Apa yang kita anggap sebagai realitas, sejatinya adalah pandangan media terhadap isu tersebut. Bisa dikatakan, realitas bisa terwujud dalam berbagai bentuk sesuai dengan banyaknya media dan gambar. Dengan kata lain, simbol realitas telah menggantikan realitas itu sendiri.

Menurut Baudrillard, batas realitas dan hiburan telah kabur. Gambar telah memberikan identitas maya terhadap kenyataan, hingga berita politik ditampilkan tak ubahnya suatu hiburan, dan peristiwa nyata mengenai perang dan pembantaian berubah menjadi layaknya naskah sandiwara melodrama ataupun tragedi. Berkelindannya budaya, politik, dan hiburan ini sebegitu eratnya hingga batas antar realitas menjadi tumpang tindih, dan tak lagi bisa ditentukan batas tegasnya.

Campur aduknya realitas dengan perkara maya di Barat, memunculkan krisis sosial di tubuh masyarakat Barat. Sebagian peneliti, menuding media massa sebagai biang utama krisis sosial di negara-negara industri, khususnya di AS. Penyebaran kekerasan lewat media merupakan salah satu masalah yang bisa mengancam kesehatan sosial masyarakat. Sejumlah hasil penelitian di AS menunjukkan kekerasan yang kerap ditampilkan oleh media massa AS merupakan salah satu faktor yang berpengaruh penting terhadap munculnya kekerasan di tengah masyarakat. Hasil analisa terhadap lebih dari 8000 jam program televisi dan parabola AS membuktikan bahwa 60 persen dari program televisi AS merupakan produk acara yang mengandung kekerasan. Dengan kata lain, bocah-bocah AS sebelum lulus SD, mereka telah dijejali dengan lebih dari 8000 tayangan pembunuhan, dan ratusan ribu tindak kekerasan lainnya seperti aksi saling pukul, baku tembak, dsb. Dengan begitu, ketika masyarakat Barat tak lagi mampu membedakan antara kenyataan dan fenomena maya, mereka pun menjadi acuh dan abai terhadap persoalan yang terjadi di dunia.

Terjadinya kasus pembantaian di SMA Columbine, Colorado, AS pada tahun 1999 merupakan salah satu contoh kasus kekerasan berdarah di negara ini. Kasus-kasus semacam ini merupakan salah satu indikator bobroknya nilai-nilai moral dan kemanusiaan di negeri Paman Sam. Dalam peristiwa tragis ini, dua remaja menembak membabi-buta hingga menewaskan 12 rekan siswa dan seorang guru.

Salah satu produk media massa yang berdampak negatif terhadap kesehatan sosial masyarakat, adalah program semacam iklan dan tayangan hiburan. Media banyak menampilkan iklan yang berefek buruk terhadap anak-anak dan remaja. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa iklan rokok bisa menarik perhatian anak-anak dan remaja, sehingga berpotensi menjadikan mereka sebagai konsumen rokok. Begitu juga dengan iklan dan promosi minuman keras dalam acara-acara hiburan. Iklan semacam ini bisa merubah pandangan dan membangkitkan keinginan remaja untuk meminum minuman keras. Padahal betapa banyak riset yang membuktikan, bahwa minuman keras merupakan biang aksi kekerasan dan kriminalitas.

Dampak buruk lainnya media massa adalah kekuatan media dalam mengubah dan membentuk gaya hidup seseorang. Sejumlah peneliti mengungkapkan, menonton telivisi secara berlebihan di kalangan anak-anak bisa menyebabkan cara hidup yang pasif dan malas bergerak pada anak-anak. Hal ini mengakibatkan munculnya gejala semacam kegemukan, kebiasaan makan yang salah, naiknya kolesterol, penyakit pencernaan, dan gangguan psikologis.

Kian meningkatnya arus urbanisasi di negara-negara berkembang, memunculkan pula gaya hidup perkotaan ala Barat. Padahal, setiap negara memiliki kebudayaan dan keyakinan khas yang terkadang berseberangan dengan nilai-nilai Barat. Karena itu, media-media massa lokal harus memberikan perhatian yang lebih serius terhadap nilai dan budaya setempat masyarakatnya.

Meski demikian, media massa juga bisa berperan positif bagi masyarakat. Karena itu, masalah kesehatan sosial masyarakat harus kita kaji dari beragam sisi. Dari sisi moral, masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, semacam cinta sesama manusia, menghormati hak-hak orang lain, menyebarnya tradisi saling memaafkan dan mengasihi. Terkait hal ini, media massa bisa berperan positif dalam menyebarkan dan membumikan nilai-nilai moral. Penayangan acara yang mendidik namun menghibur merupakan salah satu cara efektif bagi media untuk membangun masyarakat yang sehat.

Beragam riset yang dilakukan oleh para ilmuan membuktikan bahwa merebaknya penyakit semacam AIDS memiliki kaitan erat dengan lemahnya keyakinan religius seseorang. Sebagian besar penderita AIDS adalah mereka yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Indikator ini merupakan salah satu bukti bahwa agama memiliki peran yang vital dalam menciptakan kehidupan sosial yang sehat. Agama bisa memberikan solusi dan mengajarkan cara hidup yang sehat bagi masyarakat. Agama juga berperan penting dalam membangun kebersamaan dan solidaritas di tengah masyarakat.

Media massa juga bisa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang penting dalam mengajak masyarakat untuk memerangi kekerasan, dan tindak kriminalitas.

Media sebagai kekuatan strategis dalam menyebarkan informasi merupakan salah satu otoritas sosial yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan norma sosial suatu masyarakat. Media massa bisa menyuguhkan teladan budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

(Sumber: Kantor Berita Resmi Iran - IRNA)

*) Sumber : http://www.madina-sk.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4721&Itemid=10

Minggu, 18 Oktober 2009

Senyum adalah taring mereka

lilitan emas di pergelangan tidak akan bisa disamakan dengan varises di tangan mereka   
dompet kulit itu jangan jadi perbandingan dengan tas pinggang lusuh milik mereka
menurut merekapun, peluh mereka adalah parfum.
tapi tidakkah kau sadari sesuatu?
kuatnya batu pun akan hancur jika diadu dengan kuatnya jiwa raga mereka
tapi hati mereka bisa lebih sensitif dari para musisi pop penggaruk-garuk tanah
mereka sosok tegar
mereka sosok tegar yang dunia fikir adalah polutan

tapi mereka bangga..
mereka bangga.. jelas karena bukan pulau yang merek punya
mereka tetap bangga..
jelas bukan saldo tabungan milyaran di bank yang mereka miliki

tapi mereka punya hati
hati yang kekayaannya tidak bisa dibandingkan dengan kekayaan para pejabat sekalipun
mereka punya senyum
senyum mereka adalah taring yang bisa menundukkan kuatnya kesombongan para pemuja uang

Gelotophobia, penyakit takut ketawa

Penyakit unik yang tidak banyak orang tahu, yaitu penyakit takut ketawa atau gelotophobia. Orang dengan gelotophobia bukan sekedar malu, tertawa sudah menjelma menjadi hal yang menakutkan. Kontradiksi sekali dengan almarhum seniman Mbah Surip yang justru terkenal karena tertawanya.

Gelotophobia berasal dari bahasa Yunani yaitu 'gelo' yang artinya ketawa dan 'phobos' yang artinya takut, sehingga 'gelotophobia' memiliki arti takut ketawa atau juga malu ketawa. Jenis phobia ini pertama kali didiskusikan di Spanyol pada acara International Summer School and Symposium on Humour and Laughter. Sedangkan teori, penelitian dan aplikasinya dilakukan oleh University of Granada.

Dalam sebuah studi yang dimuat di Scientific Journal Humour, peneliti dari University of Zurich, Switzerland melakukan survei terhadap orang-orang di sekitar 73 negara dan menemukan beberapa orang yang memang memiliki penyakit malu atau bahkan takut ketawa.

"Seseorang bisa ketawa karena berbagai alasan. Namun orang yang punya penyakit malu ketawa atau gelotophobia justru takut dengan berbagai respons dan reaksi yang muncul terhadap lingkungan sosialnya jika ia ketawa. Ia memiliki ketakutan yang berlebihan untuk ketawa," ujar Victor Rubio, seorang psikolog dari Autonomous University of Madrid, Spanyol seperti dikutip Health24, Minggu (18/10/2009).

Studi dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang disudah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa di seluruh negara. Kuesioner itu pun kemudian dibagikan kepada sekitar 22.160 orang untuk mengetahui apakah mereka menderita penyakit gelotophobia.

Menurut para peneliti, seseorang gelotophobia memiliki gejala yang berbeda-beda, diantaranya ketakutan akan reaksi tidak nyaman dari lingkungan sekitar, takut memberi lelucon dan menghindari situasi lelucon. Takut akan reaksi tidak nyaman membuatnya menjadi tidak percaya diri, sedangkan mereka yang enggan mengeluarkan lelucon karena takut dianggap tidak lucu oleh sekitarnya.

Seorang gelotophobia juga takut bila orang lain ketawa, itu berarti mereka sedang menertawakan dirinya. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk menghindari situasi yang memicu terjadinya ketawa atau dengan cara tidak memberikan reaksi ketawa saat orang lain ketawa.

Berdasarkan hasil survei peneliti, fenomena dan penyakit gelotopgobia ini ternyata banyak dialami orang di negara-negara Turkmenistan dan Kamboja. Mereka punya ketakutan akan reaksi tidak nyaman dari sekitarnya bila mereka ketawa. Sedangkan orang-orang di Irak, Mesir dan Yordania punya kecenderungan menghindari situasi
ketawa.

Sementara itu, segelintir orang (8,5 %) di Spanyol dan Finlandia mengaku takut bila orang lain ketawa itu artinya sedang menertawakan dirinya. Namun peneliti menemukan kasus tersebut lebih banyak terjadi di Thailand, yaitu hampir sekitar 80 persen masyarakatnya mengalami gelotophobia karena takut ditertawakan orang lain.

Tertawa adalah hak setiap orang, namun ketika tertawa sudah menjadi suatu penyakit, hak tersebut menjadi terampas. Padahal tertawa adalah salah satu obat stres, dimana ketika tertawa hormon-hormon yang memicu rasa senang seperti oxcytocin, dopamin dan serotonin akan memperlancar sistem aliran dalam dan membuat tubuh jadi rileks.

Ketakutan akan tertawa hanya bisa disembuhkan dengan keberanian dari dalam diri sendiri, jadi beranikanlah diri untuk tertawa, jika memang hal itu patut ditertawakan.

sumber : http://health.detik.com/read/2009/10/18/092026/1223529/766/takut-ketawa-bisa-jadi-penyakit